Thursday, 14 April 2016

Hampa

Ku kayuh kemampuanku disini,
Saat itu penuh harapan.
Ku kayuh lagi kemampuanku disini,
Saat itu penuh tujuan.
Ku kayuh pasti kemampuanku disini,
Saat itu matahari mulai terbit.
Seperti binar binar kesungguhan ini,
Mengejar sesuatu yang pasti,
Walau pelan dan perlahan.
Beraninya ketika itu,
Menembus tujuan dan tekad,
Bukan tidak baik,
Bukan terpaksa juga.
Seketika aku tertawa,
Melihat semua orang penuh ambisi,
Kalau saja ambisi mereka benar,
Aku bahkan tak termotivasi,
Karena caranya salah,
Menjatuhkan,
Jatuhkan,
Runtukan,
Sungguh binal tuan,
Cara yang kau lakukan.
Sebagai mahluk yang penuh akal,
Kau pun masih curang.
Padahal kau cuma penumpang tuan,
Ditempat sementara dan penuh kebuntuan,
Kupastikan,
Kau menyesal,
Walau sudah terlambat,
Karena tuhan tidak menyukai tuan,
Maka tamatlah riwayat tuan,
Jatuh dan jatuh dimata sang tuhan.
Tidak ada kesempatan,
Tidak ada harapan,
Nikmati saja dihari pembalasan..

Sebuah penantian berujung kesesalan

Hidup begitu tunduh dalam ju'mat membiru Sesak terletak pada jantung kalbu tentang runtuhnya rangkaian peristiwa cinta hilang ditelan bu...