Friday, 15 April 2016

Cermin

Koloni insan abadi,
Nyata namun tak tampak.
Barisan awan nan suci,
Indah namun tak lama.
Aku bukannya buta nona,
Aku bukannya bisu juga,
Aku bukannya tak mendengarkan nona,
Namun saat pertama kali lihat nona,
Yang terpikirkan hanya kemunduran.
Bukan bearti takut,
Bukan juga tidak sanggup,
Jujur nona, aku tak sanggup mentap senyum nona.
Jujur nona, aku juga tak sanggup untuk mencoba merayu nona.
Aku butuh pembelajaran dari sang ahli,
Bagaimana untuk mencintai
Bagaimana untuk merhargai
Bagaimana untuk mengkasihi
Aku tak sanggup nantinya kalo nona tak bahagia,
Aku tak sanggup juga kalo nona tidak nyaman pada hubungan kita,
Aku pun tersadar dari mimpi ini,
Mimpi dan belenggu halusinansi yang perlahan lahan hinggap ini,
Aku juga tak kuasa jika nanti nona harus meneteskan air mata,
Oh nona, aku bahagia mencintaimu walau harus terluka.
Sebab nona berbeda,
Berbeda dengan nona nona lainnya..

Sebuah penantian berujung kesesalan

Hidup begitu tunduh dalam ju'mat membiru Sesak terletak pada jantung kalbu tentang runtuhnya rangkaian peristiwa cinta hilang ditelan bu...