Ada kalanya bulan bersinar,
Ada kalanya matahari tengalam,
Seperti ombak dilautan,
Yang tadinya tenang,
Menjadi melawan,
Siang pun segera datang,
Seperti sang elang yang terbang diatasnya,
Terus berjalan dan menggepakan sayapnya,
Kemanapun ia pergi,
Kemanapun ia melangkah,
sayapnya, tidak pernah lelah
Dan perahu nelayan,
Sang nelayan yang sedang mencari makan,
Berapa tuan hasilnya,ia terima.
Suka rela tanpa pamrih,
Bersyukur kepada yang maha esa.
Dan itu membuatku iri,
Kebahagian yang diterima keluarga mereka,
Sepiring bersama dengan canda,
Menikmati duka dan tetap beryukur kepadanya,
Uang bukan lagi jalan,
Jalan untuk meraih semua,
Ada yang tak bisa,
Kebahagiaan yang abadi,
Ialah beryukur kepada sang penguasa.
Cukup adil nona,
Kehidupan disini dan disana,
Pesisir dan perkotaan.
Lusuh , kusut dan semangat.
Rapih, bersih dan malas.
Itu bedanya tuan,kau hanya kurang,
Kurang mensyukurinya.
Persetan dengan harta,
Jika hasil menjarah.
Persetan dengan kota,
Mewah tapi sengsara.
Megah tapi sengsara.
Mulus tapi tak indah.
Dikutip,
Oleh pemuda yang 'masih' kurang bersyukur..