Friday, 7 August 2020

Di malam sabtu aku mengingatmu

Hari ini aku tertegun meratapi telah 21 hari sejak kepergianmu hari itu. Kau pergi untuk membuatku senang dan tersenyum karena kepergianmu telah membebaskanmu dari dunia yang begitu pelik. Akupun lupa untuk merayakannya dengan tarian kesukaanku.  Karena  aku dan yang lainnya terlalu sibuk dalam luapan emosi kehilanganmu. 

Aku jadi ingat bahwa aku pernah mengatakan kepadamu, bahwa kita tuan pada masing-masing. Dan kau hanya diam saja. Cuma menganggukan dengan tatapanmu yang kosong. Telah kuingat-ingat selama kau berjuang melawan yang ada didalam dirimu sendiri, dan dalam waktu yang bersamaan akupun sedang terbuai dengan nafsu sebuah petualangan sampai-sampai melupakanmu, melupakan rasa sakitmu. 

Begitu juga dengan penyesalan setelah kau pergi, beberapa banyak duka yang datang menghampiri pintu rumah kita. Memberikan cinta terakir dalam tubuh kosongmu, yang sudah tidak berdetak. Dan kalimat-kaliamat sakral untuk menghantarkanmu dan obtuari air mata yang hadir membasahi pakaian terkahirmu. 

Mungkin kecupanmu saat aku lahir kurasa sudah terbalas saat itu, namun belum sepenuhnya yang  kusebut bernama kebaikan. Kau benar-benar membuat hampir separuh manusia yang kukenal menundukan kepala dan berduka. Padahal kenal saja tidak. Mungkin karena perbuataan dan perlakuan selama kamu berjalan diatas bumi. Dengan sebuah ketulusan yang hadir pada setiap bagian-bagian penting seperti ibuku, ayahku bersatu menjadi sebuah satu kesatuan. Saat tante-tanteku berjuang mendapatkan cita-cita yang mereka inginkan. Dan cucu-cucumu yang merengek ditengah kesibukanmu menolong manusia. 

Aku jadi bingung kenapa manusia malah menangisi kepergian orang baik? Apakah sudah terlalu banyak manusia jahat di muka bumi? atau bumi menghadapi krisis orang baik?

Sayang, yang paling kusuka darimu adalah sebuah ketulusan. Itu adalah sebuah pelajar bagi umat manusia yang masih sering terlibat rasa pamrih dalam berbagai bingkai kehidupan. 

Tidak banyak berbicara juga menjadi nilai penting, yang sangat bertolak belakang dengan kondisiku. Namun, nilai baikmu mengalir dalam nadiku. Itu yang membuatku takjub. Sangat takjub.

(bersambung) 

Sebuah penantian berujung kesesalan

Hidup begitu tunduh dalam ju'mat membiru Sesak terletak pada jantung kalbu tentang runtuhnya rangkaian peristiwa cinta hilang ditelan bu...